Jalan Terjal Perintis Majalah Respon Menjadi Guru Besar di UNS Solo [1]

Suasana sejuk nan cerah menghiasi pelataran Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Kamis, (26/05/2016) pagi. Terlihat banyak orang yang sibuk menyiapkan acara pengukuhan salah seorang dosen Sastra Inggris sebagai guru besar ke-178 di UNS Solo. Salah satu kesibukan yang terlihat adalah kesibukan petugas satuan pengamanan (satpam) yang mengatur lalu lintas di ruas-ruas jalan yang ada di dalam kampus. Sejumlah pramusaji juga terlihat sibuk menyiapkan bermacam-macam hidangan prasmanan. Sedangkan para pramupintu tengah menyiapkan diri dengan setelan jas bergaya modern untuk menyambut kedatangan para tamu dan mempersilakan mereka menempati tempat duduknya.

Suara dari tiupan peluit mulai saling bersahutan. Petugas parkir mulai sibuk mengatur kendaraan para tamu undangan yang mulai berdatangan. Setelah para tamu undangan turun dari kendaraannya, mereka disambut oleh puluhan karangan bunga yang menghias di sepanjang pintu masuk. Mereka hadir untuk memenuhi undangan Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Budaya dengan Fokus Sastra.
Ketika jam dinding akan menunjukkan pukul 10.00 WIB, salah seorang Pimpinan Pusat Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) Solo, Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina, memasuki gedung Auditorium UNS. Sejurus kemudian, rombongan anggota Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Rektor UNS, Prof. Ravik Karsidi, dengan diiringi suara ketukan tongkat memasuki Auditorium UNS. Dan, acara pengukuhan Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Budaya dengan Fokus Sastra pun segera di mulai.
Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D dikalangan jamaah pengajian MTA saat ini dikenal sebagai ketua umum MTA dan sekaligus sebagai perintis Majalah dakwah MTA yang bernama Respon. Pada sebuah artikel berjudul “Respon Memasuki Tahun ke 6” yang di muat di Majalah Respon edisi Februari 1993 menjelaskan, majalah ini di rintis oleh Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D atau yang biasa disapa dengan sebutan Ustadz Yoyok. Awalnya pada tahun 1974 Ustadz Yoyok membuat majalah dinding (mading) yang diberi nama mading “Al Indar.” Mading ini oleh Ustadz Yoyok bersama Nugroho Slamet dan Sarni Hajar sempat membuat mading Al Indar menempel dan selalu berganti pada tiap pekannya.

Pelan-pelan mading Al Indar berevolusi menjadi majalah dakwah yang diberi nama Respons. Majalah Respons pada waktu itu di cetak dengan mesin stensil menggunakan kertas buram dan mampu terbit tiap sebulan sekali. Selang tiga tahun atau tepatnya pada bulan Desember tahun 1977 Ustadz Yoyok melepas jabatannya sebagai pemimpin majalah Respons. Ustadz Yoyok memutuskan untuk menanggalkan jabatannya sebagai pemimpin majalah Respons lantaran dirinya mulai bulan Januari tahun 1978 menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra UNS. Majalah inilah yang dikemudian hari menjadi cikal bakal hadirnya Majalah Respon (tanpa S) yang digunakan oleh MTA sebagai media dakwah berbasis literasi.
Perjuangan Ustadz Yoyok dalam menempuh studi di perguruan tinggi diceritakannya sendiri di dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar bidang ilmu kajian budaya dengan fokus sastra yang berjudul “Representasi Pertarungan Ideologi dalam Sastra. Beliau menceritakan, saat di terima sebagai dosen di jurusan Sastra Inggris UNS ia tak pernah mempunyai mimpi untuk menjadi Profesor.
“Apabila menoleh ke belakang ke masa remaja saya, ketika sampai pada umur 23 tahun saya masih harus berkutat di sawah membantu orang tua mengatasi kesulitan ekonomi,” ungkap Bapak lima ini dalam pidatonya.
Selanjutnya, Ustadz Yoyok pun berkisah tentang perjuangannya dalam mengajukan gelar guru besar yang tidaklah mudah. Lebih lanjut, Ustadz Yoyok, menjelaskan jabatan akademik sebagai profesor ini merupakan hasil kerja kolektif yang dilakukan oleh segenap sivitas akademika UNS.
“Selain itu, ternyata banyak yang menginginkan, mengharapkan, “ngoyak-ngoyak”, dan mendoakan agar saya menjadi profesor,” tutur penulis novel Dari Kota Solo Hingga Brattleborro.

Sementara itu, Rektor UNS Solo, Prof. Ravik Karsidi, di dalam sambutannya mengatakan, tamu istimewa pada acara Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Prof. Drs. Mugijatna, M.Si., Ph.D sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Budaya dengan Fokus Sastra adalah Pimpinan Pusat MTA Solo. “Tamu istimewa dari Prof. Mugiatna hari ini adalah Ustadz Drs. Ahmad Sukina. Beliau ini adalah ketua (pimpinan) MTA Pusat. Kami persilahkan untuk berdiri Ustadz,” ungkap Prof. Ravik Karsidi yang disertai tepuk tangan riuh dari hadirin. Bersambung [Abdul Wahid]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Ringkasan novel Edensor

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili