Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Melakoni Safari Bisnis, Dakwah, dan Menetap di Bali

Gambar
Batu permata peninggalan Ustadz Abdullah Berkeliling Indonesia telah menjadi rutinitas Abdullah di masa mudanya. Ia berkeliling Indonesia untuk menjalankan bisnis berjualan batu permata. Perjalanan bisnisnya telah menyisir kota-kota besar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali. Sampailah di kemudian hari, safari bisnis batu permata ini membawanya menuju Pulau Bali. Pulau ini merupakan tempat yang paling lama disinggahi oleh Abdullah saat melakoni safari bisnisnya. Bahkan, Abdullah   memiliki sebuah toko batu permata yang berada di Kota Denpasar, Bali.

Menikah dengan Salmah Bibi di Sela-sela Menuntut Ilmu

Gambar
Sampul Majalah Respon Semenjak tinggal di Kota Solo, Abdullah mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya yang juga keturunan dari Timur Tengah. Di Kota Solo Abdullah melanjutkan pendidikannya di sekolah Islam milik organisasi dakwah Islam Al Irsyad. Ia mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebelum pindah ke Kota Solo, Abdullah sudah mulai mengenyam pendidikan di sekolah Belanda untuk bumiputera atau dalam bahasa Belanda disebut Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang berada di Pacitan. Kemudian melanjutkan menuntut ilmu lagi di Sekolah dasar Taman Siswa yang berada di Kecamatan Batu, Wonogiri.

Boyongan ke Solo

Gambar
Penulis saat mewawancarai ibu Khadijah Mengenai masa kecil Abdullah, Siti Khadijah berkisah bahwa adiknya termasuk anak yang ramah dan banyak bergaul dengan teman-teman sebayanya. Baik dengan teman pribumi maupun dengan teman keturunan Timur Tengah yang tinggal di Pacitan. Terlahir di zaman penjajahan memang tak seenak pada zaman kemerdekaan seperti saat ini. Kadang Abdullah kecil merasa kasihan tatkala melihat teman-temannya yang hidup dalam keadaan miskin. Maka, ia sering meminta kepada ayahnya untuk memberikan sesuatu kepada mereka untuk menyenangkan hati kawan-kawannya.

Yatim di Usia Tiga Tahun

Gambar
Abah Thufail dengan istri keduanya Sejatinya, orang tua ustadz Dullah memberinya nama Abdullah saja tanpa Thufail Saputra. Belum diketahui secara pasti apa tujuan penggunaan nama Thufail Saputra di belakang nama Abdullah. Bahkan, kakak kandungnya mengatakan, “Saya malah enggak tahu (ada nama Saputra) itu maksudnya apa. Kalau Thufail itu seperti nama marga,” ungkap Siti Khadijah. Kakak dari Ustadz Dullah ini menambahkan informasi mengenai tahun kelahiran ustadz Dullah, “Sebenarnya Abdullah itu tidak lahir tanggal 19 September 1927. Karena surat-surat (akta, KK) hilang saat banjir di Solo tahun 60-an. Jadinya lupa lahir tanggal berapa. Saat mendirikan MTA harus jelas (data diri pendirinya) maka dia ubah tahun berdirinya MTA 1972 jadi 1927 tapi tanggalnya sama,” tutur Siti Khadijah.

Menggenal Orang Tua Ustadz Dullah

Gambar
gambar Abah Thufail Cerita tentang masa kecil Ustadz Dullah, secara gamblang dituturkan oleh sang kakak, yaitu Siti Khadijah yang saat ini (2015) berusia 90 tahun. Ia merupakan istri dari Saleh dan dikaruniai dua belas orang anak. Penulis menjumpai Siti Khadijah di kediaman pribadinya yang terletak di kawasan Semanggi, Pasarkliwon, Solo belum lama ini. Di kediamannya yang sederhana, ia tinggal bersama empat orang anak beserta menantu dan beberapa cucunya. Salah seorang menantunya ada yang membuka usaha menjahit di bagian depan sebelah kanan rumah. Sedangkan di bagian depan sebelah kiri dipakai untuk berjualan makanan oleh anaknya yang lain.