SMA MTA Juarai Lomba Karya Tulis
Solo-Pesatnya
teknologi berdampak besar bagi perkembangan anak. Kemudahan untuk komunikasi
dengan anak dan memberikan mainan yang modern menjadi salah satu alasan orang
tua memberikan anak–anak mereka smartphone meskipun
sebenarnya mereka
belum terlalu membutuhkannya. Sayangnya, saat ini banyak dijumpai anak-anak
menggunakan smartphone hanya untuk bermain game. Meskipun game mampu melatih motorik, imajinasi, dan
kreatifitas anak, ternyata game pada smartphone
juga memiliki dampak
negatif. Konten-konten negatif
seperti pornografi
dan kekerasan yang terkemas pada game dalam smartphone tidak dipungkiri akan
merusak perkembangan dan pola pikir mereka.
Gagasan tersebut mendorong
tiga siswi SMA MTA Surakarta untuk mengikuti Lomba Karya Tulis yang diadakan
oleh Fakultas Teknik Universitas Setia Budi Surakarta pada, Selasa (20/01) di
Gedung G Universitas Setia Budi Surakarta. Lomba Karya Tulis ini ditujukan
untuk siswa Sekolah Menengah Atas/Kejuruan se-eks Karesidenan Surakarta. Tiga
siswi tersebut akhirnya mendapat juara tiga dengan Karya Tulis yang berjudul “Penentuan
Kriteria Game untuk Anak dalam Rangka
Pemanfaatan Game sebagai Media
Penanaman Nilai serta Membentengi Anak dari Dampak Negatif Digitalisasi”. Karya
Tulis ini disusun oleh Aulia Umi Valentina (XII IPA 3), Alifia Nur Faizah Al
Islami (XII IPS 3) dan Rohima Pramudita (XII IPS 3) dengan dibimbing oleh
lulusan Teknik ITS Surabaya, Hudaifah, S.T. dan Siti Hariyah, S.Pd selaku guru
Bahasa Indonesia SMA MTA Surakarta.
Keberhasilan dalam
meraih juara tidak mudah, penuh pengorbanan dan semangat yang tinggi. Menurut
mereka, semua keinginan dan keberhasilan itu harus diimbangi dengan adanya
usaha yang tekun dan selalu mengutamakan Allah SWT dalam situasi apapun. Salah
satu pengalaman paling berharga dalam proses pembuatan Karya Tulis ini adalah
disaat mereka mengakses internet. Banyak hambatan untuk mengakses internet,
tetapi setelah mengevaluasi diri bahwa belum melaksanakan sholat wajib, mereka
segera menyadari dan bergegas untuk sholat.
Tiba-tiba selepas sholat dan berdoa pada Allah, konektivitas internet
berjalan lancar. Inilah bukti bahwa setiap kegiatan manusia selalu ada campur
tangan Allah SWT.
Mereka juga mengatakan
bahwa tanpa adanya doa dan dukungan dari orang tua, teman-teman, pembimbing,
guru, dan orang -orang disekitarnya, mereka bukanlah apa-apa. Jarak jauh dari
orang tua bukanlah hambatan dalam memohon restu. Bahkan dalam pesan pembimbing,
Kak Hudaifah sering menyampaikan,“Kalian itu bisa sukses, asalkan kalian berusaha
sungguh-sungguh , berdoa
serta tahajud.
Para juara itu
bukan menunggu waktu luang
untuk membuat karya, karena pada hakekatnya tidak ada waktu luang, yang ada
adalah meluangkan waktu. Jadi, luangkan waktu untuk membuat karya terbaik kalian.’
Terakhir, mereka
berpesan kepada teman – teman, adik – adik dan pembaca bahwa, “Jangan takut
untuk memulai semuanya dari nol. Disitulah kalian akan memulai sebuah
perjuangan dan pastinya semua itu harus dibarengi dengan usaha dan doa.
Allahlah yang utama. Yakin dan terus mencoba meskipun harus mengulangi dan
menghabiskan berlembar-lembar hasil yang harus di perbarui bahkan merelakan
waktu beristirahat untuk hal yang memang sangat diimpikan. Insyallah, sebuah
perjuangan tidak pernah memungkiri sebuah keberhasilan”. [RP/Wahid]
Komentar
Posting Komentar