Analisis gaya bahasa pada puisi “Ibuku” karya Hartojo Andangdjaja
IBUKU
Dalam cekung mata setengah tua
Terbayang selayang riwayat lama :
Sekian waktu
Ia pernah menginyam madu dan debu.
Dalam cekung mata setengah tua
Kudapati diriku segumpal dari darahnya
Dan baktiku dan kasihnya
Berpadu satu
Dalam cinta bakti pada Tuhanku.
1949
- Struktur
Fisik
- Diksi
Kata-kata dalam puisi
“IBUKU” memiliki makna kiasan yang harus dipahami secara saksama dan menyeluruh.
Seperti pada baris ke empat “Ia pernah menginyam madu dan debu”, madu dan debu
mengandung majas metafora yang berarti lain. Sesuatu pengalaman yang indah atau
rasa manis seperti madu dan pengalaman kelam yang selalu beterbangan bagaikan
debu yang diterbangkan angin. Dengan demikian, penggunaan kata metafora dalam
puisi tersebut cukup menjadi perhatian. Penyair menggunakan kata-kata tersebut
untuk membandingkan sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan makna metafora.
- Citraan
Citraan dalam karya
sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi pembaca. Citraan
kata sendiri meliputi penggunaan bahasa untuk menggambarkan objek, tindakan,
pikiran, perasaan, ide, dan setiap pengalaman. Pemilihan kata (diksi) dalam
puisi “IBUKU” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imajinasi pembaca
melalui ungkapan tidak langsung. Seperti citraan visual (penglihatan) terlihat
pada baris pertama dan kelima yaitu “Dalam cekung mata setengah tua”. Citraan peraba
yang terlihat pada baris keenam yaitu “Kudapati diriku segumpal dari darahnya”.
Jadi kesimpulanya dari “IBUKU” adalah
memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imajinasi pembaca dalam merasakan apa
yang dirasakan oleh penyair. Citraan tersebut, membantu pembaca untuk menghayati
makna terdalam dari puisi “IBUKU.
- Kata-kata
konkret
Pada puisi di atas,
ditemukan diksi yang berupa kata-kata konkret yang dapat membangkitkan citraan
seperti penglihatan dan perabaan. Kata-kata konkret tersebut menunjukan sikap
dan tindakan penyair maupun pembaca. Kata-kata konkret tersebut bertujuan untuk
menggambarkan unsur puisi secara tepat agar pembaca dapat merasakan keadaan
yang dirasakan penyair.
- Rima dan
Ritma
Puisi “IBUKU” secara
keseluruhan hanya mengandung rima akhir dua vokal. Yaitu /a/ dan /u/.
- Bahasa
figuratif atau Kiyasan
Dalam puisi “IBUKU”
karya Hartojo Andangdjaja menggunakan bahasa figuratif yang muncul pada baris
keempat, yaitu “Ia pernah menginyam madu dan debu”. Kalimat pada baris tersebut
merupakan majas metafora yang bersifat membandingkan sesuatu secara langsung.
Komentar
Posting Komentar