Masih Ingatkah Kau Tentang Sumpah Pemuda?
Gelaran
Kongres Bahasa Indonesia kesepuluh telah usai. Acara akbar lima tahunan yang
diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ini berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,
Senin – Kamis (28-31/10).
Dalam
acara pembukaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh
menyampaikan bahwa, Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia Internasional” sengaja
dipilih sebagai tema utama dalam kongres bahasa Indonesia kali ini dimaksudkan
untuk memupuk rasa kecintaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Dengan rasa
kecintaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia dapat memperkuat peranan bahasa
Indonesia di segala bidang dan mampu bersaing dalam percaturan dunia
internasional.
"Oleh
karena itu, kita ingin
mendorong terus agar bahasa Indonesia bisa dipelajari dan dikenalkan di
berbagai negara," kata Nuh di sambut dengan tepuk tangan riuh peserta
kongres pada Senin (28/10).
Dalam
kesempatan yang lain, ketua Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mahsun menyatakan bahwa bahasa Indonesia
adalah sebuah pengikat persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, Bahasa
Indonesia juga dapat menghilangkan batas – batas etnisitas bangsa Indonesia
dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia juga memainkan peran penting dalam bidang
politik, ekonomi, hukum, dan bisnis. Penetapan regulasi penggunaan bahasa
Indonesia di bidang-bidang itu kata dia, langsung maupun tidak langsung membuat
kemahiran berbahasa Indonesia menjadi kepentingan banyak pihak. Karena sekarang
kemahiran berbahasa Indonesia telah dijadikan syarat kelulusan dalam pendidikan
dan pengembangan karier pada bidang-bidang tertentu.
"Itulah
sebabnya, lembaga pembelajaran dan pengujian kemahiran berbahasa Indonesia
bermunculan di berbagai negara. Sejalan dengan itu, peningkatan mutu
pembelajaran bahasa Indonesia juga harus terus dilakukan," tegas profesor bahasa kelahiran pulau Nusa Tenggara tersebut.
Kongres
bahasa Indonesia kali ini mengambil tema tentang “Penguatan Bahasa Indonesia di
Dunia Internasional”. Adapun sub tema dijabarkan ke dalam delapan sub tema
antara lain, (1) Bahasa Indonesia sebagai Penghela Ilmu Pengetahuan dan Wahana
Iptek, (2) Bahasa Indonesia sebagai Jati Diri dan Media Pendidikan Karakter
Bangsa dalam Memperkukuh NKRI, (3) Diplomasi Kebahasaan sebagai Upaya Jati Diri
dan Pemartabatan Bangsa, (4) Industri Kreatif Berbasis Bahasa dan Sastra dalam
Meningkatkan Daya Saing Bangsa, (5) Bahasa Daerah dan Bahasa Asing sebagai
Pendukung Bahasa Indonesia, (6) Membawa Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra
Dunia, (7) Optimalisasi Peran Media Massa dalam Pemanfaatan Bahasa dan Sastra
Indonesia, serta (8) Perkembangan Bahasa dan Studi Indonesia di Luar Negeri.
Sejarah
mencatat bahwa lahirnya kongres bahasa berawal dari Kongres Pemuda yang
diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang terkenal dengan sebutan
Sumpah Pemuda. Lalu berturut turut diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
pertama pada tahun 1938 di Solo, Kongres II Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan,
Kongres III Bahasa Indonesia tahun 1978 di Jakarta, Kongres IV Bahasa Indonesia
tahun 1983 di Jakarta, Kongres V Bahasa Indonesia tahun 1988 di Jakarta, Kongres VI
Bahasa Indonesia tahun 1993 di Jakarta, Kongres VII Bahasa Indonesia tahun 1998
di Jakarta, Kongres VIII Bahasa Indonesia tahun 2003 di Jakarta, Kongres
IX Bahasa Indonesia tahun 2008 di Jakarta, dan pada Kongres Bahasa Indonesia kesepuluh kali ini juga mengambil tempat di
Jakarta.
Secara historis memang bahasa Indonesia pertama
sekali diikrarkan oleh pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928. Namun, apakah hal
itu berlaku sampai saat ini? apakah sumpah itu juga masih terpatri kuat pada
jiwa pemuda Indonesia? Jawaban itu tentunya membutuhkan kejujuran hati kita
sebagai penutur bahasa Indonesia. ^_^
Abdul Wahid_Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta
Komentar
Posting Komentar