Menelusur Jejak Islamisasi Rakyat Jawa

KUDUS, Bagiku kegiatan menelusuri jejak peradaban masuknya agama Islam di Jawa memang mengasyikkan. Sekaligus mengagumkan. Betapa hebatnya nenek moyang kita yang dengan penuh kesungguhan hati mengislam rakyat Jawa. Menurutku, tiap jejak peradaban yang telah ditingkalkan oleh nenek moyang terdapat jutaan kisah yang melingkupinya. Tak terkecuali masjid Al Aqsha, Kudus atau lebih di kenal sebagai masjid Menara.

Di pertemuan Soto Babat (Sobat) yang ketiga aku tak bisa menggikutinya. Dari tulisan reportase yang aku baca, pertemuan ketiga ini membahas tentang “Kutipan” yang disampaikan oleh Mbak Isna Maylani di Edupark UMS Surakarta. Sedih rasanya tidak bisa menggikuti perjumpaan yang ketiga ini. Namun, karena aku sedang melakoni kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Lempuyang, Kec. Wonosalam, Kab. Demak, ijin untuk tidak menggikuti perjumpaan pun tak masalah. Sebagai gantinya, aku ceritakan perjalananku menelusuri jejak peradaban Islam di Masjid Al Aqsha, Kudus. Walau sedang KKN di Demak, plesiran ke Kudus tak apalah (senyum).
Aku datang di Kampung Kauman Kudus sekitar pukul 14.30 WIB pada Ahad (17/01/2017). Sejenak rehat di serambi masjid untuk mengamati dan menunggu waktu sholat Asar. Lantunan ayat suci sudah menggema tatkala aku datang di tempat ini. Suara bedug dan kentongan dibunyikan oleh seorang marbot. Menandakan bahwa pembacaan ayat suci Al Qur’an telah usai dan berganti menjadi seruan adzan untuk sholat ashar. Di sela-sela gemericik air, aku basahi wajahku dengan segarnya air wudhu yang menggalir dari pancuran batu bata merah. Sejurus kemudian aku memasuki masjid dan menunaikan ibadah sholat Ashar.
Masjid Al Aqsha ini memiliki sebuah menara, tempat wudhu, dan gapura di dalam masjid yang menyerupai bangunan Candi. Unik memang masjid yang satu ini. Masjid yang konon dibangun berdasarkan perpaduan dua kebuayaan ini untuk menjaga kebudayaan yang telah ada di masyarakat Jawa pada waktu itu. Menurut sumber yang aku baca, masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah. Sunan Kudus yang memiliki nama asli Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan ini mengawali pembangunan masjid menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama.

Tak banyak memang yang bisa aku tulis tentang masjid ini. Yang pasti, aku masih ingin kembali ke masjid ini untuk menelusuri jejak peradaban masuknya agama Islam di Jawa. Walau sekadar singgah untuk rehat dan menunaikan ibadah sholat di kota Kretek. Terima kasih telah membaca tulisan singkat ini. Semoga bermanfaat ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Ringkasan novel Edensor

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili