Mengapai Hidayah Allah Lewat Parabola

SOLO-Ratusan peserta pengajian yayasan Majlis Tafsir Al-Qur'an (MTA) perwakilan Denpasar, Provinsi Bali datang bersilaturahim di kantor pusat MTA, jalan Ronggowarsito, 111A, Solo pada, Sabtu (21/03) sore. Kedatangan peserta pengajian MTA perwakilan Bali ini disambut langsung oleh Ketua umum MTA, Drs. Ahmad Sukina.

Pada kesempatan tersebut, peserta pengajian MTA Perwakilan Denpasar, Bali mengadakan dialog langsung dengan ketua umum MTA. Mereka melalui ketua MTA Perwakilan Denpasar, Sutarno, melaporkan tentang perkembangan dakwah Islam yang dilakukan oleh MTA Perwakilan Denpasar dan meminta taushiah dari pimpinan pusat MTA.
Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina dalam taushiahnya menyampaikan, rintangan dan hambatan dalam mendakwahkan Islam itu merupakan sebuah ujian keimanan dari Allah SWT agar kita semakin bertaqwa kepada Allah SWT. Beliau juga berpesan, kita yang telah menjadi muslim dan rutin mempelajari Al-Qur’an harus berbeda dengan orang yang tidak mempelajari Al-Qur’an.
"Orang yang dibina dengan Al-Qur'an harus berbeda," kata ustadz Sukina sembari mengutip QS. Al-Baqarah ayat 138.
Salah satu peserta, Mulyadi, menyampaikan, ia menggenal dakwah Islam yang dilakukan oleh MTA berawal dari mendengarkan radio Persada FM lewat parabola selama 5 tahun. Setelah dirasa nyaman ketika mendengarkan radio Persada FM akhirnya ia memberanikan diri untuk berkenalan dengan ketua MTA Perwakilan Denpasar.
"Berawal dari mendengarkan radio Persada FM dan perkenalan dengan bapak Sutarno (ketua MTA perwakilan Denpasar)," katanya.
Pria yang bekerja sebagai pedagang di daerah Bedugul ini awalnya mengajak saudara yang tinggal di dekat rumahnya untuk ikut mengaji di MTA. Seiring dengan berjalannya waktu, rumah Mulyadi dijadikan sebagai tempat pengajian binaan MTA di Bedugul, Tabanan, Bali yang diikuti oleh 15 orang peserta.
"Yang memberikan taushiyah langsung dari ketua perwakilan (Denpasar)," kata Mulyadi yang merupakan orang asli Bali.
Di akhir perjumpaannya ia mengatakan, perkembangan Islam di Bali walau lambat tapi tetap berjalan. Menurutnya, perkembangan dakwah Islam yang dilakukan oleh MTA di daerah Bedugul terbilang bagus karena tidak mendapat ganguan dari masyarakat sekitar yang mayoritas beragama non Islam. Selain itu, ia berpesan kepada seluruh aktivis dakwah Islam untuk tetap istiqomah dalam melaksanakan dakwah.
"Istiqomah dan harus semangat dalam mengaji Al-Qur’an," pungkas Mulyadi yang rumahnya dijadikan sebagai tempat pengajian binaan MTA di jalan Kebun Raya 8B, Candi Kuning II, Bedugul, Tabanan, Bali.

[Abdul Wahid]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Ringkasan novel Edensor

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili