Sambut Ramadhan dengan Cerita, karena Usia adalah Rahasia

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda : “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para syaitan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tak satu pun yang dibuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tak satu pun yang ditutup. Lalu ada penyeru yang menyerukan: ”Wahai para pencari kebaikan, sambutlah (songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah).” Dan Allah ta’aala memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam.” (HR Tirmidzi)
Tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh kaum Muslimin. Karena pada bulan ini pahala dilipat gandakan, pintu surga di buka selebar-lebarnya, pintu neraka di tutup serapat-rapatnya, dan setan pun di belenggu. Untuk lebih menguatkan diri dalam menyambut Ramadhan, serta agar keinginan kita dikabulkan oleh Allah SWT, sebaiknya kita juga banyak berdoa agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Coba kita perhatikan teman atau tetangga kita. Kita akan mendapati bahwa sebagian dari orang yang tahun lalu menikmati Ramadhan, namun pada tahun ini mereka telah tiada. Demikian pula dengan kita yang hari ini masih berupaya menyambut Ramadhan. Namun tidak ada jaminan bahwa kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan nanti. Sehingga bulan Ramadhan menjadi sebuah momen berharga bagi kita untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Bulan ini juga menjadi salah satu momen untuk bertaubat dari segala perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Sungguh merugi bagi orang yang melewati bulan Ramadhan tanpa mendapatkan apa-apa. Sebagaimana pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Betapa banyak orang yang puasa, akan tetapi tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar saja, dan betapa banyak orang yang berdiri (Salat) akan tetapi tidak mendapat apa-apa kecuali rasa capeknya saja.” (Hadis Hasan Sahih Riwayat Ibnu Majah, Nasa’i, Ahmad dan yang lainnya)
Maka sebelum bulan Ramadhan tiba marilah kita siapkan diri untuk bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan maksimal dan semoga menjadi pribadi Takwa sesuai dengan tujuan puasa itu sendiri. Ada 4 hal yang perlu untuk dipersiapkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Berikut ulasan singkatnya :
Hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah Ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Pengokohan aqidah adalah pondasi utama dalam persiapan ruhiyah ini. Tanpa aqidah yang benar, bisa jadi seseorang justru terjatuh dalam syirik. Dan kesyirikan selamanya takkan berbuah keikhlasan. Aqidah yang benar adalah kuncinya. Karenanya salah satu surat di dalam Al-Qur’an yang kesemuanya membahas tentang aqidah dinamakan surat Al-Ikhlas. Membersihkan hati atau tazkiyatun nafs juga hal yang urgen dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan ini. Allah SWT dalam firmannya di QS. Asy-Syams : 9  menegaskan bahwa membersihkan hati (tazkiyatun nafs) itu sangat penting “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya.” (QS. Asy-Syams : 9)
Maka lakukan evaluasi diri (muhasabah) apakah penyakit aqidah masih menjangkiti diri kita. Selanjutnya kita ber-mujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT. Barang siapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘Alaih)
Dan mestinya dalam menyambut Ramadhan dengan berbagai kesyirikan (maaf: terkadang dengan dalih budaya) harus ditinggalkan. Berani katakan TIDAK untuk kegiatan-kegiatan menyambut Ramadhan yang tidak pernah di tuntunkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Kedua adalah Fikriyah. Kunci amal adalah Ilmu. Dan mengaji (Baca : mempelajari ilmu agama) adalah sarana beramal mencari ilmu. Sebelum Ramadhan tiba, kita harus membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunah-sunah puasa. Juga salat tarawih, I’tikaf, zakat, dan sebagainya.
Berlalu masa setahun, sering kali diri ini lupa akan materi-materi seputar Ramadhan, dan sebagai orang beriman wajib untuk “tidak bosan” mengulangi pelajaran-pelajaran seputar bulan puasa. Karena pada dasarnya hal itu akan menguatkan keimanan bagi orang yang berhati bersih.
Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Sahihnya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar? Pemahaman ilmu syar’i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia dipahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq ‘Alaih).
Ketiga adalah jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan fisik yang sehat. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan dengan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap PRODUKTIF dengan kegiatan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Dan jauh dari sifat kemalasan, apalagi dengan mengambinghitamkan puasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Salat tarawih, misalnya. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar’i dalam hadis nabi Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)
Bagi yang ditakdirkan sakit ketika bulan Ramadhan tidak perlu berkecil hati, tetap berusaha dengan maksimal. Allah SWT selalu melihat PROSES hamba-Nya yang sedang mengoptimalkan diri dalam menjalankan perintah-Nya bukan melihat hasil dari perbuatan hamba-Nya.
Terakhir adalah persiapan maliyah. Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramadhan BUKANLAH untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, sibuk mencari bekal oleh-oleh mudik dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infak, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja ini berlaku bagi yang mampu.
Rasulullah SAW telah mencontohkan bahwa beliau begitu dermawan di hari-hari biasa, dan bertambah SANGAT dermawan di bulan Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus. Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur’an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin (HR. Bukhari)
Kedermawanan Rasulullah SAW bertambah hebat ketika bulan Ramadhan. Ini mengajarkan kepada umat beliau bahwa Ramadhan sebagai bulan di mana kita harus back on the right track. Karena dalam bulan ini Allah SWT melipatgandakan kebaikan yang biasa dilakukan, menguatkan diri dalam perjuangan dakwah, bertobat dari kesalahan dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan. Mari kita mulai dari diri ini, keluarga dan sekitar. InsyaAllah cita-cita meraih Takwa bisa dicapai. Karena tujuan dari puasa adalah menjadikan manusia itu menjadi bertakwa kepada Allah SWT. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 183)
Walaupun kurang sak-nil bulan Ramadhan tiba, bisa jadi kita tidak bisa bertemu dengan Ramadhan, karena usia adalah rahasia Allah. Maka lakukan yang terbaik! Saat ini juga. Mari perkuat Ukhuwwah dan Istiqomah dalam Amal Saleh kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Ringkasan novel Edensor

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili