Melintasi Langit di Atas Mimpi



Judul Buku    : Go Thunderfly, Lintasilah Langit
Penulis            : Violet Afifah
Penerbit          : Republika
Tahun Terbit : 2012
Cetakan          : I, April 2012
Tebal              : x + 398 hlm

Violet Afifah adalah seorang wanita lulusan dari Diploma III Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Menulis sudah menjadi hobinya sejak kecil. Kiprah menulisnya berawal saat dirinya menjadi wartawan majalah sekolah, penulis yang akrab di panggil dengan Fifa ini mengembangkan ranah publikasi karya-karyanya ke media cetak sejak duduk di bangku universitas. Beberapa cerpennya pernah dimuat di harian SOLOPOS (Esok Adalah Hari yang Indah/ 2001, My Yos Valentino/2002),  dan sebuah majalah komunitas di wilayah Sragen, Jawa Tengah (Majalah Al – Mar’ah), di antaranya Serial Melayu, Dewa Rangga, Pembunuh Pukul Enam, Titik Beras Dini Hari, Polkadot Noe, Udin, Pak Sukro Pada Sebuah Rembang Petang. Dan kali ini Fifa telah berhasil menulis sebuah novel yang berjudul “Go Thunderfly, Lintasilah Langit”, berikut ulasan singkatnya.
Jo (14), seorang anak jenius cacat yang introver, mengetahui bahwa lembah indah tempat teman-teman barunya bersekolah akan digusur untuk dijadikan hotel oleh papanya (yang merupakan seorang arsitek) dan seorang kontraktor yang miliarder Tohar Siranggeng.
            Kenyataan itu membuka jalan permusuhan antara kelompok Jo dan miliarder tersebut. Namun, konflik melebar sebab Jo dan kawan-kawannya kemudian terlibat dalam sebuah intrik adu layang-layang dengan anak-anak Siranggeng. Yang kemudian berubah menjadi pertaruhan muskil, bertanding terbang melintasi Candi Borobudur.
            Kelompok Jo membuat sebuah pesawat dengan satu tujuan untuk mempertahankan lahan sekolah mereka. Kalau pesawat itu berhasil terbang melintasi Borobudur, berarti Jo dan kawan-kawannya mendapatkan lembah dan sekolah mereka kembali. Namun, kalau pesawat itu gagal terbang maka kegagalan tersebut harus dibayar dengan lebih mahal daripada sekadar kematian.
Novel ini mengambil setting di SMP Jakarta dan SMP Borobudur 1 di Yogyakarta. Novel unggulan “Lomba Novel Republika 2012” ini mengangkat konflik kehidupan sejumlah remaja yang harus berhadapan dengan kekuasaan bernama uang (pengusaha) sehingga sekolah mereka terancam dirobohkan untuk dibangun hotel oleh pengusaha yang hanya berpikir keuntungan.
            Celakanya, mereka tak hanya berbenturan dengan sang pengusaha itu, tapi juga anak dan keponakannya. Perkelahian pun tak terhindarkan.
            Walaupun tokoh utamanya adalah para remaja, novel Go Thunderfly, Lintasilah Langit tidak hanya ditujukan untuk remaja. Novel ini cocok untuk bacaan keluarga sebab penulis menggambarkan potret keluarga, baik keluarga yang selalu diliputi cinta dan kasih sayang (keluarga Fahru) maupun keluarga yang hanya mementingkan materi dan mengabaikan pendidikan akhlak dan moral anak (keluarga Tohar Siranggeng).
            Sejujurnya, novel ini menyisipkan sejumlah kritik tentang orang tua yang terlalu sibuk mencari harta sehingga mengabaikan pendidikan akhlak dan moral anaknya dan berpendapat bahwa yang penting anak minta apa pun dibelikan atau dipenuhi!.
“ Tohar bangga bisa memenuhi keinginan putra tunggalnya dan memanjakannya. Tapi, kadang-kadang kemanjaan Bryan menjadi sesuatu yang membuatnya malu di hadapan orang lain.”
(Hlm 206).
            Tak berlebihan kalau Asma Nadia, juri Lomba Novel Republika 2012, dan penulis 47 buku best seller berujar, “ Tidak mudah menemukan novel remaja yang juga bisa dinikmati orang dewasa. Novel ini, bagi saya salah satunya, komunikatif, seru, dan memiliki pesan, tanpa menggurui. Buku ini cukup bagus untuk melengkapi bacaan keluarga”. dan sangat cocok untuk menambah koleksi perpustakaan Anda.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Ringkasan novel Edensor

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili