Ribuan Warga Saksikan Kirab Sewu Apem, Jalan Belakang UNS Macet Total
Solo,- Kirab Apem Sewu dipadati ribuan warga Solo. Acara kirab Apem Sewu dilaksanakan di Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Solo pada, Ahad (9/11/2014) sore. Kegiatan ini digelar untuk melanjutkan tradisi yang diawali oleh Ki Ageng Gribig yang membagikan 1.000 apem kepada masyarakat sebagai wujud rasa syukur.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Walikota Solo, FX. Rudyatmono, yang dalam pidato sambutannya menyampaikan, pemerintah kota Solo memiliki peran penting untuk ikut menjaga setiap tradisi dan kesenian tradisional. Menurut Rudy, Apem merupakan salah satu kuliner tradisional yang harus terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
"Pemerintah kota ikut menjaga kesenian tradisional," ungkap Rudy
Ketua panitia kirab Apem Sewu, Wening Mulyawati, mengatakan, kirab pada tahun ini lebih meriah ketimbang tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan, peserta kirab jumlahnya lebih banyak dan menggunakan pakaian adat dari beberapa daerah seperti pakaian prajurit kraton dan pakaian adat Papua. Selain itu, ada pula peserta yang mengenakan kostum Batik Carnival, barongsai dan liong. Ia juga menambahkan, kegiatan ini merupakan acara rutin tiap satu tahun sekali.
"Ini acara rutin tahunan," ungkapnya.
Sebelumnya, peserta kirab yang berasal dari daerah Ngoresan, belakang Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) sempat membuat lalu lintas jalan raya belakang UNS macet. Hal ini karena jalan belakang kampus UNS ditutup total. Tak ayal membuat pengguna jalan kesal oleh kejadian ini.
"Saya jadi telat ngantar barang mas," ungkap seorang sopir pick up yang tidak mau disebutkan namanya.
Apem sendiri merupakan makanan tradisional khas Solo. Apem adalah makanan seperti kue yang terbuat dari tepung beras.
[Abdul Wahid]
Turut hadir pada kesempatan tersebut Walikota Solo, FX. Rudyatmono, yang dalam pidato sambutannya menyampaikan, pemerintah kota Solo memiliki peran penting untuk ikut menjaga setiap tradisi dan kesenian tradisional. Menurut Rudy, Apem merupakan salah satu kuliner tradisional yang harus terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
"Pemerintah kota ikut menjaga kesenian tradisional," ungkap Rudy
Ketua panitia kirab Apem Sewu, Wening Mulyawati, mengatakan, kirab pada tahun ini lebih meriah ketimbang tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan, peserta kirab jumlahnya lebih banyak dan menggunakan pakaian adat dari beberapa daerah seperti pakaian prajurit kraton dan pakaian adat Papua. Selain itu, ada pula peserta yang mengenakan kostum Batik Carnival, barongsai dan liong. Ia juga menambahkan, kegiatan ini merupakan acara rutin tiap satu tahun sekali.
"Ini acara rutin tahunan," ungkapnya.
Sebelumnya, peserta kirab yang berasal dari daerah Ngoresan, belakang Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) sempat membuat lalu lintas jalan raya belakang UNS macet. Hal ini karena jalan belakang kampus UNS ditutup total. Tak ayal membuat pengguna jalan kesal oleh kejadian ini.
"Saya jadi telat ngantar barang mas," ungkap seorang sopir pick up yang tidak mau disebutkan namanya.
Apem sendiri merupakan makanan tradisional khas Solo. Apem adalah makanan seperti kue yang terbuat dari tepung beras.
[Abdul Wahid]
Komentar
Posting Komentar