Tugas Folklore


1.      Pengertian Mite, legenda, dan dongeng menurut saya?
·         Mite adalah cerita rakyat pada masa lampau yang dianggap benar-benar terjadi, dianggap suci, dan terkadang berhubungan dengan ritual yang disampaikan melalui media bahasa dengan adanya kandungan nilai pesan-pesan yang terdapat di dalam ceritanyanya.
contohnya : cerita cerita Ramayana, Dewi Sri dan lain sebagainya.
·         Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci dan oleh pembuat cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi yang disertai dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya.Legenda dibedakan menjadi empat yaitu :
1.      Legenda Keagamaan
2.      Legenda Alam Gaib
3.      Legenda Perorangan
4.      Legenda lokal/Setempat
contoh: Legenda Malin Kundang, Legenda Jaka Tarub dan lain sebagainya.
·         Dongeng : adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, yang menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
contoh : dongeng si kancil, dongeng Cinderella, dongeng Timun Mas.

2.      Pengertian tentang legenda menurut  ahli-ahli
No
Nama Pengarang
Pengertian Legenda
1.
James Dananjaja
Dalam buku Folklor Indonesia (1965:104) legenda adalah cerita prosa rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yakni dianggap benar-benar terjadi, namun tidak dianggap suci.
2.
Thompson
Dalam buku Cerita Rakyat Indonesia (1977:8-9) legenda adalah sejumlah kejadian luar biasa yang dipercaya benar-benar  telah terjadi . Hal ini mungkin menceritakan suatu legenda tentang sesuatu yang terjadi diwaktu silam pada tempat tertentu.
3.
Victor Zebura
Dalam buku Jejak Cerita Rakyat (2010:11) legenda dianggapbenar-benar terjadi, tapi tidak dianggap suci. Legenda ditokohi manusia, adakalanya mempunyaisifat luar biasa, dan seringkali dibantu mahkluk ajaib.
4.
Menurut Emeis
Legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan.
5.
William R. Bascom
Legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.
6.
Hooykaas
Legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian
7.
Latin legere
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
8.
Pudentia,
Legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.
9.
KBBI
Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
10.

Arhaadesin

Legenda adalah cerita dahulu atau cerita kuno yang banyak diceritakan kembali pada jaman sekarang dan cerita tersebut dianggap nyata yang terjadi pada jaman dahulu.



3.      Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut
a)      Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh- sungguh pernah terjadi.
b)      Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
c)      “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
d)     Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
e)      Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.

4.    Contoh Legenda : Asal mula gunung Lawu

Nama asli Gunung Lawu adalah Wukir Mahendra. Menurut legenda, Gunung Lawu merupakan kerajaan pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh raja yang dikirim dari Khayangan karena terpana melihat keindahan alam disekitar Gunung Lawu. Sejak jaman Prabu Brawijaya V, raja Majapahit pada abad ke - 15 hingga kerajaan Mataram II banyak upacara spiritual diselenggarakan di Gunung Lawu. Hingga saat ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang erat dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama pada bulan Suro. Saat itu, para kerabat Keraton sering berziarah ke tempat-tempat keramat di puncak Gunung Lawu.
Terdapat padang rumput pegunungan banjaran “Festuca nubigena” yang mengelilingi sebuah danau gunung di kawah tua menjelang Pos terakhir menuju puncak pada ketinggian 3.200 m dpl yang biasanya kering di musim kemarau. Konon pendaki yang mandi berendam di tempat ini, segala keinginannya dapat terkabul. Namun sebaiknya jangan coba-coba untuk mandi di puncak gunung karena airnya sangat dingin. Rumput yang tumbuh di dasar telaga ini berwarna kuning sehingga airnya kelihatan kuning. Telaga ini diapit oleh puncak Hargo dumilah dengan puncak lainnya. Luas dasar telaga Kuning ini sekitar 4 Ha.

Di sana ada sebuah mata air yang disebut Sendang Drajad, sumber air ini berupa sumur dengan garis tengah 2 meter dan memiliki kedalaman 2 meter. Meskipun berada di puncak gunung air di sumur ini tidak pernah habis atau kering walaupun diambil terus menerus.

ditempar itu juga ada sebuah gua yang disebut Sumur Jolotundo. Tempat ini dijumpai ketika menjelang puncak gunung, gua ini gelap dan sangat curam turun ke bawah kurang lebih sedalam 5 meter. Gua ini dikeramatkan oleh masyarakat dan sering dipakai untuk bertapa.

Terdapat sebuah bangunan di sekitar puncak Argodumilah yang disebut Hargo Dalem yang banyak disinggahi para peziarah. Di sekitar Hargo Dalem ini banyak terdapat bangunan dari seng yang dapat digunakan untuk bermalam dan berlindung dari hujan dan angin. Terdapat warung makanan dan minuman yang sangat membantu bagi pendaki dan peziarah yang kelelahan, lapar, dan kedinginan. Inilah keunikan Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 mdpl, terdapat warung di dekat puncaknya.

Pasar Diyeng atau Pasar Setan, berupa prasasti batu yang berblok-blok, pasar ini hanya dapat dilihat secara gaib. Pasar Diyeng akan memberikan berkah bagi para peziarah yang percaya. Bila berada ditempat ini kemudian secara tiba-tiba kita mendengar suara "mau beli apa dik?" maka segeralah membuang uang terserah dalam jumlah berapapun, lalu petiklah daun atau rumput seolah-olah kita berbelanja. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kita akan memperoleh kembalian uang dalam jumlah yang sangat banyak. Pasar Diyeng/Pasar Setan ini terletak di dekat Hargo Dalem.

Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang menyerupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Brawijaya V.

Puncak Argodumilah pada saat tertutup awan sangat indah, kita menyaksikan beberapa puncak lainnya seperti pulau - pulau kecil yang dibatasi oleh lautan awan, kita merasa berada di atas awan-awan seperti di kahyangan. Bila udara bersih tanpa awan kita bisa melihat Samudera Indonesia. kita dapat melihat pantulan matahari di Samudera Indonesia, deburan dan riak ombak Laut Selatan sepertinya sangat dekat. Sangat jelas terlihat kota Wonogiri juga kota-kota lain di Jawa Timur. Tampak waduk Gajah mungkur juga telaga Sarangan.


MISTERI GUNUNG LAWU
Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya : Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang kemampuan olah batin dan meditasi.

Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Dari visi folklore, ada kisah mitologi setempat yang menarik dan menyakinkan siapa sebenarnya penguasa gunung Lawu dan mengapa tempat itu begitu berwibawa dan berkesan angker bagi penduduk setempat atau siapa saja yang bermaksud tetirah dan mesanggarah.

Siapapun yang hendak pergi ke puncaknya bekal pengetahuan utama adalah tabu-tabu atau weweler atau peraturan-peraturan yang tertulis yakni larangan-larangan untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan, dan bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat selain tiga puncak tersebut yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Bagaimana situasi Majapahit sepeninggal Sang Prabu? Konon sebagai yang menjalankan tugas kerajan adalah Pangeran Katong. Figur ini dimitoskan sebagai orang yang sakti dan konon juga muksa di Ponorogo yang juga masih wilayah gunung Lawu lereng Tenggara.
Ciri-Ciri Bahwa Cerita Tersebut adalah Legenda :
·         Cerita diatas dianggaap benar – benar ada dan dianggap angker oleh orang – orang yang mempercayainya.
·         Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan kebenaran legenda tersebut.
·         “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Legenda tentang Gunung Lawu ini banyak sekali variasinya baik dari cerita dibuku ataupun film. Ada juga yang menyebutkan bahwa Gunung Lawu adalah gunug setan yang setiap malam jum’at kliwon ada pasar Setan.
·         Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
Legenda ini sudah terkenal luas di Indonesia karena legenda ini sudah disebar luaskan bukan hanya melalui mulut ke mulut namun sudah di tulis dalam buku.
·         Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisah pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
Menceritakan tentang sosok penguasa yang sesungguhnya antara penguasa keraton Surakarta dengan keraton Yogjakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Ringkasan novel Edensor

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili