Mendadak Menjadi Pendakwah
Sahabat muda, ini adalah salah satu kisah
yang nyata, dan perjuangan di saat dia melakukan sesuatu yang sangat luar biasa
itu, bisa kita jadikan sebagai contoh untuk diri kita, yaitu merubah diri menjadi
lebih baik demi tegaknya agama islam. Saya buat kisah ini terutama bagi seorang
yang ingin menjadi dai, dan orang yang sulit dalam berbicara dihadapan orang
banyak. Sebut saja namanya syaifullah, dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya
bisa seeksis ini dalam berdakwah. Dulu dia bercerita buanyak kepadaku tentang
dirinya, oleh karena itu saya mewakili untuk sekedar membagi ilmu yang telah
dia alami di masa lalunya. Mungkin memperbaiki diri adalah salah satu kata-kata
yang harus dia tumbuhkan dalam dirinya saat itu. Dia adalah seorang yang sangat
pendiam, kuper, kurang pengalaman, sangat kurang ilmu pengetahuan, dan juga
sangat kurang sekali ilmu agama. Dia mau bicara aja sulit, apa lagi mau
berinteraksi sama orang lain, astagfirullah sulit buanget katanya.
Gimana tidak..? Katanya saat dia mau bicara aja, kata-kata dia sudah seperti kayak nyangkut di dalam tenggorokan. Heeemmmzz astagfirullah, kayak gitu kok mau jadi dai, ngipi kali. Hihihi… Yah inilah dia (mas syaifullah), orang yang kuper alias kurang pergaulan, yang setiap hari dia hanya di rumah, bekerja, dirumah, bekerja, dan di rumah. Mungkin tidak ada waktu luang untuk jalan-jalan karerna dia pulang dari kerja udah terlalu sore, cuman saat mengaji saja dia bisa keluar dari rumah karena saat itu dia bisa izin untuk pulang lebih awal, itu pun satu minggu cuman satu kali. Tapi sayang sahabatku..! Karena kebodohan dia dalam ilmu agama, menjadikan dia tidak bisa menerima apa yang telah di sampikan oleh pak ustadz yang selalu menasehatinya di kala itu. Emang dia setiap minggu pergi mengaji, tapi setelah dia keluar dari pintu majelis maka hilanglah pula ilmu yang telah di sampaikan oleh pak ustadz tadi. Bahkan sahabat ku, membaca al qur’an saja dia belum bisa, sampai-sampai di usianya yang 21 tahu pun, dia belum bisa membaca al qur’an. Astagfirullah..
Gimana tidak..? Katanya saat dia mau bicara aja, kata-kata dia sudah seperti kayak nyangkut di dalam tenggorokan. Heeemmmzz astagfirullah, kayak gitu kok mau jadi dai, ngipi kali. Hihihi… Yah inilah dia (mas syaifullah), orang yang kuper alias kurang pergaulan, yang setiap hari dia hanya di rumah, bekerja, dirumah, bekerja, dan di rumah. Mungkin tidak ada waktu luang untuk jalan-jalan karerna dia pulang dari kerja udah terlalu sore, cuman saat mengaji saja dia bisa keluar dari rumah karena saat itu dia bisa izin untuk pulang lebih awal, itu pun satu minggu cuman satu kali. Tapi sayang sahabatku..! Karena kebodohan dia dalam ilmu agama, menjadikan dia tidak bisa menerima apa yang telah di sampikan oleh pak ustadz yang selalu menasehatinya di kala itu. Emang dia setiap minggu pergi mengaji, tapi setelah dia keluar dari pintu majelis maka hilanglah pula ilmu yang telah di sampaikan oleh pak ustadz tadi. Bahkan sahabat ku, membaca al qur’an saja dia belum bisa, sampai-sampai di usianya yang 21 tahu pun, dia belum bisa membaca al qur’an. Astagfirullah..
Sahabat muda, tau tidak..? Ternyata dengan
tekat yang kuat, dan sereta niat yang iklas karena Allah swt, alkhamdzullah
sekarang dia udah bisa merubah diri maenjadi lebih baik. Insyaallah, bukan
cuman membaca al qur’an saja, tapi berbicara di hadapan orang banyak pun
sekarang dia sudah bisa. Subkhallah, mungkin dia bisa berubah karena ada
sesuatu hal yang mendesaknya untuk lebih memperbaiki diri, dan mendewasakan
diri. Yaitu bermula di suatu hari, atau beberapa tahun yang silam, saat itu dia
bersilaturohmi kerumah pamannya, dan bermalamlah dia di situ karena udah sore,
dan rumahnya pun terlalu jauh untuk di tempuh. Suara adzan pun sudah memanggil,
dan tibalah saat sholat magrib di dirikan. Habis sholat magrib, katanya dia di
ajak qiroah bersama-sama oleh paman, dan adik-adiknya. Di kala itu betapa terkejut, dan malunya dia saat di
hadapan paman, dan adik-adiknya. Betapa tidak..? Dia ternyata kalah jauh dengan
adik-adiknya di saat dia membaca al qur’an, padahal umur adik-adiknya terpaut
sangat jauh dari dia. Astagfirullah, oleh sebab itu dia bertekat untuk belajar
al qur’an walau usianya sudah tidak anak-anak lagi. Di selah-selah waktu
kesibukannya mencari sesuap nasi, dia berusaha menyemapatkan waktunya untuk
belajar al qur’an, Subkhanallah. Tapi sayang…….
Tapi sayang,
karena dia bekerja ikut orang, maka waktu pun serasa terbatas, dan singkat
untuk belajar al qur’an. Hingga beberapa tahun berlalu dia belum juga bisa
membaca al qur’an, dia pun seketika merenung dan menyesali diri, mengapa dulu
saat aku masih anak-anak tidak mau bersungguh-sungguh untuk belajar al qur’an,
astagfirullah. Sekarang aku sangat malu dengan keadaanku saat ini, Ya Allah, Ya
Raab mudahkanlah hamba untuk membaca, dan mempelajari al qur’an. Subkhanallah,
inilah mas Syaifullah…
Di saat
Syaifullah masih sulit untuk membaca al qur’an, dia malah di kejutkan lagi
dengan salah satu adiknya, dan dia pun masih sekolah dasar. Adiknya yang masih
sekolah dasar itu, sangat trampil saat
berpidato di hadapan orang buanyak, dan orangnya pun lebih tua dari pada
adiknya tadi. Syaifullah pun semakin malu dengan apa yang di lihatnya tadi, dia
udah besar tapi berbicara dihadapan orang saja masih sulit, apa lagi disuruh
berpidato di hadapan oarng buanya, waduh bisa pingsan mungkin, hihihi.. Di kala
hati Syaifullah masih dilanda resah, dan galau, sore harinya pun dia tetap
istiqomah untuk pergi mengaji. Tanpa dia sadari ternyata ustadz menyamapikan
salah surat dalam al qur’an, dan surat ini ternyata bisa menyejukkan hati
syaifullah yang lagi di landa galau tadi. Yaitu surat Muhammad 47:7, yang artinya ”Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu menolong agama Allh, niscaya Dia akan menolongmu, dan
meneguhkan kedudukanmu” Subkhanallah, dengan mendengar surat tersebut, dia
sadar mungkin dirinya belum sepenuh hati untuk berjuang di jalan Allah. Akirnya
dia bertekat memanfatkan waktu-waktu luangnya, yaitu saat berkerja dia juga
berusaha mencari ilmu agama yaitu dengan modal sebuah radio, dan buku tulis,
dia berusaha mencatat apa yang didengar dari radio tadi. Dalam segala kegiatan
diantaranya adalah mengaji, kelompok, dan saat sholat jum’at dia juga berusaha
mencatat apa yg di dengarnya tadi. Tidak lupa setiap habis sholat magrib dia
sulalu meluangkan waktunya untuk membaca al qur’an, dan saat bekerja dia
mencoba berbicara sendiri untuk melatih agar bisa berbicara di hadapan orang
buanyak. Bukan cuman saat bekerja saja, tapi waktu naik sepeda pun dia
berbicara sendiri, begitu pun dirumah dengan cerminnya yang agak besar, dia
berlatih berbicara dengan agak malu, dan seyum-seyum sendiri, hihihi.. watukpun
terus berputar, sampailah mas syaifullah untuk mempraktekkan apa yang sudah di
pelajari selama ini. Syaifullah pun mencoba untuk menyampaikan sesuatu di salah
satu kajian remaja, dengan hati agak malu, dan jantungpun ikut berdetak cepat
dia beranikan diri untuk mencoba. Akrirnya dia pun berhasil untuk berbicara di
hadapan sahabat remajanya, tapi ya biasalah orang lagi belajar, jadi cuman 10
menit dia sudah ngosngossan, hihihi.. Sejak itulah dia berusaha untuk lebih
baik lagi, tidak lama kemudian dia bisa menyampaikan dengan tenang, dan
hasilnya banyak sahabat-sahabatnya yang suka dengan isiannya. Di kala dia masih
belajar untuk lebih memperbaiki dirinya, dia malah di tunjuk sebagai ketua.
Masyaallah, betapa terkejutnya dia kala itu, baca al qur’an aja blum bisa kok
malah di jadiin ketua, mau jadi apa nanti umatnya. Dengan hati bingung, dia mau
mencoba dulu gimana nanti hasilnya. Ya itulah jika Allah mau membantu hambanya,
ternyata setlah ditunjuk menjadi ketua, dia malah semangat untuk belajar,
belajar, dan belajar. Tidak puas dengan itu dia malah meluangkan waktunya untuk
mmbimbing TPA, subkhanallh. Yaitulah kisah dari sahabatku, semoga bisa di ambil
hikmahnya di balik itu semua, sebenarnya
masih puanjang lagi, tapi karena ada kendala mukin cukup itu dari kami. Wassalam…
Komentar
Posting Komentar