SMA MTA Cetak Kader untuk Dakwah Islam

SOLO,- Dua siswi diantara 254 siswa-siswi yang dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Atas Majlis Tafsir Al-Qur’an (SMA MTA) Solo mampu menghafalkan Al-Qur’an sebanyak 8 juz. Mereka adalah Lailatul Mutmainnah alumni kelas XII IPA 3 dan Tri Hastuti alumni kelas XII IPS 3. Prestasi yang mereka berdua torehkan tersebut diungkap dalam acara Akhirussannah siswa-siswi SMA MTA Solo pada, Sabtu (23/05) di gedung pengajian MTA, jalan Ronggowarsito, 111A, Solo.

Pada kesempatan ini ketua umum MTA, Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina, mengungkapkan bahwa awal pendirian SMA MTA adalah untuk menyiapkan kader-kader muda yang mampu mendakwahkan Islam kepada masyarakat umum. Hal ini karena pada waktu pendirian SMA MTA banyak sekolah-sekolah yang tidak sesuai dengan visi dakwah Islam karena sekolah formal pada umumnya tidak mengatur pergaulan antara putra dan putri.
“Kita Khawatir. Maka kita bentuk sekolah sendiri, semaksimalnya di asramakan,” harapnya.
Langkah MTA dalam menyiapkan kader dakwahnya telah di mulai dari bidang pendidikan formal di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan demikian, Al Ustadz Drs. Ahmad Sukino berharap akan muncul kader-kader hebat penerus dakwah Islam yang merupakan produk dari pendidikan di MTA.
“Kalau memang dari TK sampai SMA itu di MTA semua. Baru itu produk dari MTA,” pungkas beliau.
Sementara itu, kepala SMA MTA Solo, Drs. Diastono berharap agar lulusan SMA MTA memiliki prestasi yang semakin baik dan bagus di tiap tahun. Ia juga berpesan agar lulusan SMA MTA Solo dapat menyatu bersama masyarakat dengan akhlaq yang baik.
“Menjadi generasi dakwah yang kualitasnya makin bagus,” harapnya.

Ada sebanyak sepuluh orang siswa-siswi SMA MTA yang mendapatkan nilai tertinggi di ujian sekolah dan ujian nasional. Mereka adalah Muhammad Fu'ad Saifuddin alumni Kelas XII IPA-2, Dwi Astuti alumni Kelas XII IPA-3, Haidar Rusydi alumni Kelas XII IPA-2, Anisa Fadilah alumni Kelas XII IPA-3, dan Ilham Habib Tamara alumni Kelas XII IPA-1 untuk jurusan IPA. Sedangkan untuk jurusan IPS adalah Qori Nur Tikarina alumni kelas XII IPS-3, Diah Prima Fajarwati alumni kelas XII IPS-3, Yuniar Ikhtiarini alumni kelas XII IPS-4, Muh. Hamzah alumni kelas XII IPS-2, dan Dessy Saptarini alumni kelas XII IPS 2. Tahun ini di usianya yang menginjak umur 26 tahun, SMA MTA Solo meluluskan siswa-siswi terbaiknya sebanyak 254 dengan rincian 137 siswa mengambil jurusan IPA dan 117 siswa siswa mengambil jurusan IPS. Sebanyak 54 siswa-siswi telah diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). [Abdul Wahid]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaidah Penulisan Arab Melayu

Gambar
Penulisan huruf Arab Melayu dapat di rumuskan menjadi beberapa kaidah, yaitu : Kaidah ke-1  : setiap suku kata yang diawali dan diakhiri dengan konsonan, cukup dituliskan konsonannya (tidak diberi saksi). Contoh : Tem-pat :  ﺗﻤﻓﺖ Ham-pir :  ﻫﻣﻓﺮ Pin-tar :  ﻓﻧﺗﺮ Tang-kas :  ﺗﻌﮑﺲ Cer-mat :  ﭽﺮﻤﺖ
Baca selengkapnya

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili

Gambar
Biografi Nama lengkap Abdul Rauf Al-Singkili adalah Amin al-Din Abdul Rauf ibn Ali al-Jawi al-Fansuri As-Singkili. Dia diperkirakan lahir di Singkel, Kabupaten Aceh Selatan pada 1620 M. Ayahnya seorang guru dan mubalig yang bernama Ali berasal dari Persia atau Arabia yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Sesuai dengan gelaran al-Fansuri, ibu Abdul Rauf berasal dari Desa Fansur Barus. Sedangkan gelaran al-Singkili karena dia lahir di daerah Singkel, Aceh. Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar agama Islam pada ayahnya sendiri.
Baca selengkapnya

Ringkasan novel Edensor

Gambar
Identitas Buku: Judul Novel     : Edensor Pengarang       : Andrea Hirata Penerbit           : Klub Sastra Bentang Tahun terbit     : 2007 Tebal buku       : 306 hlm. Setelah saya membaca novel yang berjudul “Edensor” karya Andrea Hirata ini ternyata berkisah tentang dua anak Melayu asal Belitong yaitu Ikal dan Arai yang mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk melanjutkan sekolahnya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. Setelah menerima surat keputusan bahwa mereka diterima melanjutkan kuliah di Universite De Sorebone, Paris, Prancis mereka langsung berangkat ke Paris. Sesampainya di sana, mereka tidak diperbolehkan untuk tinggal di asrama yang telah disediakan karena ada kesalahan dalam pengurusan administrasi yang mereka lakukan. Akhirnya mereka harus tidur di taman saat sedang terjadi badai salju.
Baca selengkapnya